Minggu, 20 Agustus 2017

Etika Profesi - Seriuslah Terhadap Pendidikan...

penulis : Ahmad Rizali



KOMPAS.com - Sudah hampir setahun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Muhadjir Efendi menggantikan Mendikbud Anies Baswedan. Selama periode yang dijalani, berbagai program Mendikbud Anies dia teruskan dan perbaiki.
Sebutlah Kartu Indonesia Pintar (KIP) semakin lancar dan pendidikan karakter yang sudah dimulai di zaman Mendikbud Anies dikembangkan.
Bahkan, di awal masa menjabat, Muhadjir berupaya menuntaskan upaya Anies mengurusi Ujian Nasional (UN) hingga lepas dari syarat kelulusan menjadi sama sekali dihapuskan.
Mungkin, karena latar belakang Muhadjir adalah pakar dalam pendidikan anak usia dini, beliau melihat tidak tepatnya UN dilaksanakan di Indonesia saat ini.
Namun, alih alih mendukung gagasan Mendikbud, Presiden RI yang dalam janji kampanyenya akan menghentikan UN, justru menganulir gagasan yang sudah gagah berani disampaikan ke publik sehingga memperoleh dukungan dari berbagai kelompok masyarakat.
Mendikbud yakin gagasannya akan didukung, karena pekerjaan Menteri adalah membantu Presiden melaksanakan apa yang dijanjikan. Tetapi, nasib pembantu Presiden, hak prerogatif ditangan yang dibantu, gagasan Mendikbud dianulir Istana.
Mendikbud akhirnya fokus bekerja merujuk kepada yang diamanatkan Presiden ketika ditunjuk menggantikan Mendikbud Anies, seperti memusatkan pekerjaan ke program KIP dan Pendidikan Karakter dan dari sinilah muncul gagasan Full Day School (FDS).
FDS adalah sebuah gagasan yang mensinergikan semua anasir praktik pendidikan yang memungkinkan karakter murid dididik dalam kerangka besar pendidikan formal itu sendiri.
Sekolah yang beroperasi 5 (lima) hari sepekan dan di lain tempat 6 (enam) hari sepekan, diformalkan menjadi 5 (lima) hari sepekan dalam sebuah aturan formal Peraturan Mendikbud Tentang Hari Sekolah. Formalisasi gagasan ini memperoleh persetujuan Presiden dalam rapat terbatas, sehingga terbitlah Permendikbud tersebut.


Menuai kecaman
Ternyata, mungkin Mendikbud kurang tepat menyosialisasikan gagasan tersebut ke publik, terutama kepada sekolah agama (Diniyah) yang jam belajarnya usai sekolah formal. Bahkan, tidak sedikit pihak yang mengecam Mendikbud akan menghancurkan Madrasah Diniyah (Madin) terutama dari kalangan NU sebagai pihak paling banyak menyelenggarakan pendidikan jenis ini.
Saking seriusnya, PBNU mengeluarkan Surat Penolakan resmi yang ditandatangani Ketua dan Sekjen PBNU. Ini berbeda dengan kondisi Pilgub DKI Jakarta yang terlihat agak pecah.
Dalam urusan FDS ini NU solid menolak. Meskipun dalam beberapa kejadian, Rois Aam NU, KH Makruf Amin sebagai ketua MUI mendukung FDS.
Polemik FDS atau Sekolah 5 (lima) Hari ini berpuncak pada dipanggilnya KH Maruf Amin sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mendikbud Muhadjir bahkan menghadap Presiden dan menggelar konferensi pers yang menyatakan bahwa Permendikbud tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang berisi gagasan Sekolah 5 (lima) Hari dianulir Presiden.
Jika pada kasus UN, gagasan yang belum formal dianulir, sekarang otoritas formal Mendikbud dalam bentuk Permendikbud yang dianulir Presiden dan pengumuman itu disampaikan oleh KH Makruf Amin, bukan oleh Mendikbud sebagai pemilik otoritas.
Sebagai mantan praktisi pendidikan dan pernah mengenyam lingkungan Kemdikbud, saya termasuk yang kurang setuju gagasan Sekolah 5 (lima) Hari tersebut diformalkan dalam bentuk Permen. Karena, fakta di lapangan semua sudah terjadi secara alamiyah.
Daerah yang siap sudah menjalankan bertahun-tahun dan yang belum tetap 6 (enam) hari sepekan, keduanya tetap menjalankan pagu waktu belajar yang ditetapkan Mendikbud untuk semua jenjang pendidikan perpekan. Madrasah diniyah juga tidak merasa terusik karena sudah menempatkan diri secara alamiyah.
Jika berniat memberi ruang yang lebih untuk penguatan karakter murid, Kemdikbud seharusnya cukup memfasilitasi praktek yang sudah terjadi, misalnya dengan membuat SKB (Surat Keputusan Bersama) dengan Kementerian Agama agar Madin dan pendidikan sejenis ikut menguatkan karakter murid.
Kemdikbud juga wajib mendorong Dirjen PAUD Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kemdikbud untuk memperkuat program Dikmas agar menopang persekolahan dengan memperhatikan keunikan daerah.



"Shortermisme"
Tetapi, ternyata Presiden berfikir dan bertindak lain. Meskipun isi Permendikbud tersebut formal, tetapi sangat akomodatif dan tidak menafikan Madin dan jenis pendidikan non-formal dan informal lain, dianggap perlu tidak dilaksanakan sehingga memerlukan peraturan Perundangan lebih tinggi, Peraturan Presiden (Perpres). Otoritas formal Mendikbud dalam kasus ini dianulir.
Tentu, tulisan ini tidak ingin menyorot kelemahan Kemdikbud dalam menyosialisasikan gagasannya kepada multi-pemangku kepentingan, terutama influencers pribadi dan kelompok ormas yang langsung terdampak, karena memang terlihat lemah dibanding pelaksanaan gagasan Kemdikbud sebelumnya tentang Pelaksanaan UN dan Pelepasan UN, sebagai syarat kelulusan.
Tulisan ini ingin khusus menyoroti cara Presiden mengelola Kemdikbud. Cara Presiden menganulir gagasan Kemdikbud ketika akan meniadakan UN mungkin masih bisa dianggap benar, meski seharusnya bisa lebih elegan daripada cara itu sehingga Kemdikbud tetap dipercaya publik.
Tetapi, cara Presiden menganulir otoritas Mendikbud yang sudah tertuang dalam bentuk Permen yang sudah diputuskan disetujui dalam rapat terbatas dan disampaikan oleh pihak lain, rasanya kurang bijak.
Membentuk persepsi publik sikap "shortemisme" dalam mengelola Pendidikan sehingga menumbuhkan kebingungan Sekolah yang harus memulai ajaran baru di pertengahan Juli 2017 dan sudah tentu ketidakpercayaan publik kepada kebijakan Kemdikbud.
Di media sosial grup Pendidikan, tidak sedikit yang mengatakan jika mereka menjadi Mendikbud, tidak ada tindakan terbaik kecuali menyerahkan amanah kepada Presiden. Karena, meski Menteri adalah jabatan politis dan bebas melakukan kebijakan strategis, tetapi saat ini Kemdikbud hanya diperlakukan seperti Unit Pelaksana Teknis (UPT) saja.
Seharusnya Presiden mendukung Permendikbud tersebut berjalan setidaknya dalam 2 (dua) semester dan bersikap setelah melakukan kajian pelaksanaan, sehingga saat memutuskan menganulir Permendikbud, bisa dilakukan oleh Kemdikbud sendiri berdasar nasehat Presiden yang merujuk kajian selama periode tersebut.
Jika hasil pelaksanaan Permendikbud terbukti bagus, maka perlu diapresiasi dengan memperkuat melalui Peraturan Presiden.
Ujaran Jawa pernah mengatakan "menang tanpa ngasorake". Falsafah ini mengandung arti, kepada musuh pun seseorang pantang merendahkan, apalagi tentu kepada bawahannya.
Mohon maaf, saya melihat dalam menganulir gagasan yang sudah menjadi formal ini, Presiden kurang bijak dan cenderung tergesa-gesa meskipun mungkin gagasan tersebut dianggap salah.

Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2017/06/21/04120011/seriuslah.terhadap.pendidikan.

Tanggapan saya : Tommy Kwok (15010144)

Jika diadakan sistem seprti ini, mungkin agak keras untuk anak anak yang masih muda dan masih ingin menikmati masa kecilnya. Anak anak yang harusnya sedang dalam masa eksplorasi, waktunya dihabiskan untuk sekolah semuanya. Karna kalau anak anak dari kecil itu hanya di lingkungan sekolah saja, menurut saya juga tidak baik, apalagi hingga hampir 12 jam. Mestinya mentri pendidikan juga mungkin mengajarkan banyak2 hal yang awalnya tidak hanya di ajarkan di sekolah, seperti bullying, dan hal hal lainnya.
Tapi baiknya dari sistem ini sih, anak anak jadi tidak keluyuran ke tempat yang tidak jelas, terpengaruh pergaulan yang di luar sekolah, dan lain nya. Apalagi di adakannya ekstrakurikuler itu bisa menambah wawasan dan menggali talent dari masing masing anak.
Sistem ini juga beresiko bisa membuat anak malah jadi malas bersekolah karena dia tau di sekolah itu jadi makin berat, dan makin tertekan untuk anak. Jadi saya harap pemerintah mempertimbangkan lagi untuk membuatg sistem seperti ini.
























Etika Profesi - Polda Metro Ringkus Sindikat Penipuan Online Bermodus Rumah Duka

Penulis : Nafisyul Qodar

Penipuan Online

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya meringkus sindikat penipuan online modus baru. Bandit pimpinan tersangka MT alias A alias DI ini mengincar korban yang tengah berduka karena kematian.
Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Didik Sugiarto mengatakan, ada lima tersangka yang berhasil ditangkap dalam kasus ini. Selain MT, empat tersangka lain berinisial ASS alias F alias H, BH alias RPR, SA alias A, dan SAK alias D.
"Banyak laporan mengenai kasus penipuan online. Nah, mereka ini spesialis rumah duka. Kita amankan dari berbagai tempat," ujar Didik di Mapolda Metro Jaya, Rabu (18/1/2017).
Didik menjelaskan, pengungkapan kasus ini bermula dari laporan Teng Ie Ie yang mengaku sebagai korban penipuan. Saat itu dia tengah berduka lantaran sang suami bernama Irsan Tionardi meninggal dunia pada 18 Desember 2016. Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka milik Yayasan Jelambar Jabar Agung, Jakarta Barat.
"Kemudian kabar meninggalnya ini dimasukkan ke surat kabar pada 20 Desember 2016. Dan ini justru dimanfaatkan oleh komplotan penipuan tersebut," tutur dia.
Dari berita duka yang dimuat di surat kabar tersebut, tersangka kemudian melacak alamat dan nomor telepon korbannya. Setelah data-data diperoleh, pelaku langsung melancarkan aksinya dengan mengaku-ngaku sebagai pengelola rumah duka Jelambar Jabar Agung.
"Pelaku kemudian mengirim nomor rekening untuk minta uang muka dari biaya persemayaman. Pertama minta Rp 40 juta, disanggupi korban," ucap Didik.


Tak sampai di situ, pelaku kembali meminta ditransfer uang Rp 20 juta dari korbannya. Kali ini Teng Ie Ie curiga. Ia kemudian memilih langsung mendatangi rumah duka untuk meminta klarifikasi.
"Di rumah duka, ternyata informasi yang disampaikan tidak benar, dan itu penipuan. Rumah duka juga menyatakan tidak pernah meminta uang dari proses persemayaman suami korban," terang dia.
Teng Ie Ie pun akhirnya memilih melaporkan kasus penipuan tersebut ke Polda Metro Jaya. Dalam waktu cepat, polisi berhasil mengidentifikasi para pelaku dan melakukan penangkapan di beberapa lokasi di wilayah Jakarta Selatan.
"Masing-masing pelaku ada yang berperan mencari sasaran korban dari surat kabar, menyediakan rekening palsu, dan meyakinkan korban kalau pelaku berasal dari rumah duka," ungkap Didik.
Berdasarkan pengakuan sementara pelaku, mereka baru melancarkan aksinya sebanyak dua kali. Namun polisi tak percaya begitu saja. Penyidik hingga saat ini masih terus mengusut kemungkinan adanya korban lain dan kemungkinan kerja sama dengan sindikat lain.
"Ini menjadi entri point, karena saat ini kan marak penipuan online," Didik memungkas.
Sumber : http://m.liputan6.com/news/read/2830868/polda-metro-ringkus-sindikat-penipuan-online-bermodus-rumah-duka

Tanggapan saya : Tommy Kwok (150101044)

Menurut saya, penjahat seperti ini harus segera di tindak secepatnya, karena penipuan seperti ini bisa memakan korban yang cukup banyak dan jumlah uang yang banyak juga.
Si korban nya ini juga harusnya lebih waspada, harus mencari informasi juga terkait hal hal seperti ini, apalagi ini juga menyangkut transaksi uang yang jumlahnya lumayan besar. Dan juga harusnya korban mengecek juga apakah orang ini benar benar dari pihak yang rumah duka nya resmi atau tidak. Apalagi sekarang banyak orang yang bisa memalsukan KTP.
Harusnya si korban juga mencari cari informasi dan waspada tentang hal seperti ini, dan juga maraknya media2 sosial juga bisa mempermudah pelaku untuk mencari informasi tentang si korban. Jadi harus lebih hati hati.














Etika Profesi - Kapolri Minta Masyarakat Rekam Polisi Yang Menyimpang

Penulis : Mei Amelia R

Kapolri Minta Masyarakat Rekam Polisi yang Menyimpang

Jakarta - Peristiwa oknum polisi lalu lintas di Kalimantan yang memungut pungutan liar kepada sopir truk menjadi pelajaran untuk polisi lainnya agar bekerja secara profesional. Kapolri Jenderal Pol HM Tito Karnavian justru meminta masyarakat merekam oknum polisi yang menyimpang.

"Pak Kapolri sudah memberikan pernyataan, kalau ada polisi yang neko-neko, polisi yang menyimpang silakan divideo, silakan direkam," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (19/8/2017).

Sementara terkait oknum polisi yang melakukan pungli di Kalsel, Setyo mengatakan pihaknya akan memberikan tindakan tegas terhadap oknum tersebut. Sebaliknya, sopir truk yang merekam video saat oknum itu melakukan pungli akan diberikan penghargaan oleh Kapolda Kalsel.

"Kapolda Kalsel sudah mengatakan yang memviralkan akan mendapat apresiasi. Yang merekam video dan yang memviralkan akan diapresiasi," imbuh Setyo.

Menurut Setyo, pihaknya mengapresiasi warga tersebut atas keberaniannya merekan kejadian itu. Setyo menegaskan, pihaknya tidak akan melindungi oknum yang nakal.

"Ya diberikan penghargaan karena berani memberikan fakta-fakta kepada Kapolda, kepada masyarakat dan anggota yang melakukan pungli itu sekarang sudah diproses oleh Propam," sambungnya.

Setyo menambahkan, masyarakat tidak perlu takut merekam apabila menemukan oknum polisi yang melakukan pelanggaran. Polri akan memberikan perlindungan kepada masyarakat yang menjadi 'pengawas' kinerja polisi.

"Ya kalau merasa terancam, merasa ini lapor takut, lapor sama saya, lapor sama Pak Argo (Kabid Humas Polda Metro Jaya)," imbuhnya. 
(mei/imk)

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-3606830/kapolri-minta-masyarakat-rekam-polisi-yang-menyimpang?_ga=2.202397777.1997253491.1503272674-1731936177.1503272674

Tanggapan Saya : Tommy Kwok (150101044)



Menurut saya, sangat wajar untuk masyarakat atau warga untuk merekam aksi atau kegiatan polisi di lapangan, terutama polisi yang bersifat menyimpang (melanggar etika profesi).
Jika polisi yang memang merasa benar dan tidak melakukan kesalahan apa apa, untuk apa takut di rekam di media. Justru harusnya mereka senang apabila melihat masyarakat bisa mempublikasikan kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan polisi terhadap masyarakat. Oleh karena itu menurut saya masyarakat tetap melanjutkan saja untuk merekam, atau melaporkan apabila ada tindakan polisi yang bersifat menyimpang. Mari tegakkan keadilan dan jangan takut terhadap oknum oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan nya, karena sebagai masyarakat kita berhak untuk melaporkan bila terjadi sesuatu.

Jumat, 20 Juli 2012

Blade Taker Job Guide

Posted Image
Stats
There are 2 options available for this build: Pure Str or Pure Vit.
Pure Str allows for harder hits, which is nice with crits.
Pure Vit adds more HP and defence for better tanking.
It all depends on which is your fighting style, so pick wisely. I have had success with both Vit and Str builds, and I feel that each has their place, and both are enjoyable to play.
My personal preference is Pure Str because my fighting style is to run around like a little kid high on sugar, while stunning and blasting everything close to me. If you are a more stationary player, Pure Vit would be a better path to follow.

Job Path
Ruffian=>Archer=>Treasure Hunter=>Blade Taker

Skills
Skills marked as "optional" are skills you should either get last or forget about all together. If the "optional" is removed in a higher job, that means it is not longer a "get last" skill. You will have extra skill points at level 125 to play around with, and they are good skills to get when you have already built your character.

Rogue
Active
Dusk Slashing (max)
Zephyr (Max)
Burning Rage (lvl 1, optional)

Passive
Deathsign (Max)
Light Armor Expertise (Max)
Light Evasion (Max)
Dagger Training (Max)
Blindside (Max)

Do not worry about maxing skills. You will have a lot of spare skill points in your 2nd job change (Archer).
Burning rage is optional. It is a nice skill for PvP and guildwars, but if you are a PvE everything, it is not as advantageous to get it immediately at this point.

Ruffian
Active
Dusk Slashing (Lvl 10)
Windbreaking (Lvl 5)
Zephyr (max)
Detect hole (max)
Burning Rage (lvl 2, optional)

Passive
Light Armor Expertise (Max)
Light Evasion (Max)
Dagger Training (Max)
Blindside (Max)
Shadow Instinct (Max)
Diabolic Instinct (Max)

Don't worry about maxing out all the skills here by level 40. You will have plenty of breathing room in your next job.



Archer
Active
Zephyr (max)
Fatal Touch (max)

Passive
Deathsign (max)
Light Armor Expertise (Max)
Light Evasion (Max)


This is going to be the most painful job because of your lack of skills. Since you don't have rapid slashing yet, leveling is slower. Do a few DD, and you will be onto TH in no time, so don't worry about it so much. An explanation of why this job was picked over Thief was outlined above. To give an example of how many skill points leeway you will have for the TH job, I had 348 skill points left to spend when I changed from Archer to TH.

Think of it as a glass cannon, the second you reach 75, you will be a crit damage machine.




Treasure Hunter
Active
Rapid slashing (lvl 1, more is not needed for this build)
Shield boomerang (Max)
Hunter Blast (Max)
Zephyr (Max)
Detect hole (Max)
Hunter Smoke (Max, Optional)
Extortion (Max, Optional)

Passive
Light Armor Expertise (Max)
Light Evasion (Max)
Dagger Training (Max)
Blindside (Max)
Shadow Instinct (Max)
Diabolic Instinct (Max)

With this job, you will eventually see your crit monster come into fruition. Leveling should be fairly easy here, just time consuming. You will have close to 60% crit chance or higher (depending on equips) before you reach level 100.



Reskill
A reskill is required because a few skills are bugged, and cannot be used while dual wielding.

Blade Taker
Active
Shield boomerang (Max)
Hunter Blast (Max)
Hunter Smoke (Max)
Zephyr (Max)
Detect Hole (Max)
Fatal Touch (Max)
Burning Rage (Max)
Predator (Max, Optional)
Extortion (Max, Optional)

Passive
Dual Wield expertise (Max)
Dual Wield Training (Max)
Deathsign (max)
Light Armor Expertise (Max)
Light Evasion (Max)
Dagger Training (Max)
Blindside (Max)
Shadow Instinct (Max)
Diabolic Instinct (Max)

Someone might ask "Why no Dual wield Mastery?" Simple, it only adds attack speed. If you have extra skill points at the end, feel free to put them in it, but the % bonus to speed isn't worth the skill points that could be used on a better skill. At level 5, your speed is only increased by 5.1% (barely noticeable) at a cost of 15 skill points. After you max out all your skills you are going to use, then it would be ok to put points into this.

My recommendation is to get skills in this order after you use a skill reset.
1.Dual wield expertise/Dual wield Expertise training/dagger training/Light armor expertise
2. Hunter Smoke/Shield Boomerang
3. Everything else (using your discretion on which skills you think you need first)

Job Change Locations
Ruffian - Tierre in Alker Harbor
Archer - Tierre in Alker Harbor
Treasure Hunter - Ellenshar in Alker Harbor
Blade Taker - Cindamook in Naila Village


How to calculate % chance to crit
You can use this simple equation:

Crit number / 1500 = % chance to crit

So for example, your critical window says "750". By simply plugging this into the equation, you should have a 50% chance to crit. At higher levels (level 105+), and with a crit slime, you should be close to 80% or 90% crit chance.


Leveling
This is just a leveling suggestion. By no means is there any basis stating that it is the best way to go. I know Dungeon Date hunting grounds are the best places to level. These spots are for the 12 hour breaks between DD times. These are the hunting grounds I use according to level with all my characters, and seems to work fairly well. I am always open to hear suggestions on better hunting grounds according to level.

1-20 Gate of Alker
20-35 Tarintus
35-40 Moonblind Swamp (only hunt Luminas)
40-65 Way to Howling Ravine and Dry Gazell Swamp
65-85 Howling Cave 1f and 2f
85-90 The Valley of Fairy
90-100 Ghost Tree Swamp
100-110 Naila Harbor
110+ Grave of the Knights



Equipment
First, I must say that this is the gear I used/plan to reuse, and it worked well for me. Second. The order of importance for philo skills are evasion, strength, then dex (basically, aim for evasion, but be satisfied with dex). Besides that, use your discretion on which stats you need most and try to put points into them.

Also, I feel that there are only 3 important levels for changing your equipment (60, 90, 105). I use the same equipment till I reach the desired level, and simply switch. This saves time from changing your equipment constantly, giving you more time to grind and level. This guide is also designed to be gold efficient. By gold efficient, I mean that you don't need to spend tons of gold to get low and mid level equipment. The equipment selected is designed to allow you to reach the final equipment tier without spending all your gold. This will allow you to save gold to buy the final tier's equipment.

Level 1 to 60
From level 1 to 60, any gear will suffice, as you are leveling so fast, it is a waste of time to hunt down any specific items, construct anything, or reinforce/enchant/philo.



Level 60ish
Weapon - Grim Reaper's Scythe
Enchant - Level 7
Reinforce - Orichalcum
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Armor - Leather Armor Stained in Blood
Enchant - Level 7
Reinforce - Ruby
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Gloves - Leather Gloves Stained in Blood
Enchant - Level 7
Reinforce - Ruby
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Shoes - Leather Shoes Stained in Blood
Enchant - Level 7
Reinforce - Emerald or Wind Crystal
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Helmet - Mask Stained in Blood
Enchant - Level 7
Reinforce - Emerald
Philo - Strength, Dex, or Evasion


Level 90
At this point, you should start feeling the pain of low level equipment, which means it is time to change. Guidelines are essentially the same for enchang/reinforce/philo. You have 2 options to go at this point, you can either get the full Trans set or craft your own. If you are strapped for cash, or want to save as much money as possible for the godly equipment, then craft your stuff.

Weapon - Crafted Rune knife (stats dependent on you)
Enchant - Level 7
Reinforce - Orichalcum
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Armor - Crafted Veteran Explorer's Leather Armor or Transcendent Leather Armor
Enchant - Level 7
Reinforce - Ruby
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Gloves - Crafted Veteran Explorer's Leather Gloves or Transcendent Leather gloves
Enchant - Level 7
Reinforce - Ruby
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Shoes - Crafted Veteran Explorer's Leather Long Boots or Transcendent Leather Boots
Enchant - Level 7
Reinforce - Emerald or Wind Crystal
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Helmet - Mask Stained in Blood
Enchant - Level 7
Reinforce - Emerald
Philo - Strength, Dex, or Evasion

or

Helmet - Fox's Full Helm
Enchant - N/A
Reinforce - Emerald
Philo - Strength, Dex, or Evasion

Level 101ish
Weapon - 2x Advanced knife
Enchant - Level 7+
Reinforce - Orichalcum or Litheon
Philo - Strength or Evasion

Armor - Gardener's Leather Armor
Enchant - Level 7+
Reinforce - Ruby or Opal
Philo - Strength or Evasion

Gloves - Gardener's Leather Gloves
Enchant - Level 7+
Reinforce - Ruby or Lightning strike crystal
Philo - Strength or Evasion

Shoes - Gardener's Leather Boots
Enchant - Level 7+
Reinforce - Wind Crystal
Philo - Strength or Evasion

Helmet - Kynee
Enchant - Level 7+
Reinforce - Emerald
Philo - Strength or Evasion

Rings - 2x Hathors
Enchant - Level 7+
Philo - Strength or Evasion

Necklace - Necklace of the Living body
Enchant - Level 7+
Philo - Strength or Evasion

Earrings - Caster/Gemini Set or Crafted lvl 105 earrings or Earring of Flickering Magic
Enchant - Level 7+
Philo - Strength or Evasion

Belt - Eros Belt

Headgear - Crit slime or Accuracy Halo

Kamis, 12 Juli 2012

MOPDB 12 juli 2012 @Smk telkom Sandhy Putra Jakarta

Kesalahan - Kesalahan saya hari ini   :)

  • salah membawa minuman,saya kira minuman sopan itu soda fanta,, ternyata marimas mangga =__=''
  • Saya melewati batas antar...

Selasa, 10 Juli 2012

MOPDB 2012 / 2013 Selasa,10 Juli 2012

Hari Selasa, 10 Juli 2012 saya melakukan kesalahan :

  • Salah logo Telkom Indonesia, harusnya gambar tangannya itu sorong ke atas, punya saya ke samping
  • Sayur Tokecang ( Toge Kelapa Kacang ) Saya kurang Kelapa
Saya harap saya tidak mengulangi kesalahan tersebut lagi.... Terima kasih :)

Senin, 09 Juli 2012

MOPDB 2012 / 2013


Senin, 09 Juli 2012

Hari ini adalah hari pertama pelaksanaan MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) Smk Telkom Sandhy Putra Jakarta.
Hari ini saya melakukan beberapa kesalahan:

  • Tas daur ulang: Karena bingung bikinnya jadi beli di depan deh -__-
  • Makanan: Tidak menghabiskan makanan karena membawa terlalu banyak. 
  • Topi Bola : Topi saya di gunting oleh kakak kelas karena tidak dikepang talinya
Walaupun hari ini cukup melelahkan tp aku tetap merasa senang. Itulah beberapa kesalahanku dan semoga pada MOPDB ke-2 dan seterusnya aku tidak akan mengulangi kesalahan lagi terima kasih :D